Komunitas Peduli Stroke Kudus Kampanyekan Lawan Stroke


Komunitas Peduli Stroke atau KoPS Kabupaten Kudus, mengkampanyekan lawan stroke dengan berdiri berkeliling, membentuk rantai manusia di seputaran alun-alun setempat, Selasa (29/10/2019). Ada sekitar 220 orang berdiri berjajar ikut turun aksi memperingati Hari Stroke Sedunia  yang jatuh tiap 29 Oktober.


Pantauan di lokasi, mereka mengenakan baju biru, dan warna merah, berdiri melingkar di tepi seluruh lingkaran alun-alun, sejak pagi hari. Mereka membawakan spanduk bernada peringatan Hari Stroke Sedunia, hingga setiap orang membawa papan huruf. Dengan bentuk tulisannya berbunyi "Bersama Lawan Stroke".


Aksi mereka mencuri perhatian pengguna jalan yang kebetulan tengah melintas di area pusat kota. Tidak sedikit dari mereka yang tengah berhenti di lampu merah, ikut membaca tulisan dan memerhatikan aksi yang tengah berlangsung. Mereka yang turun ke jalan terdiri atas sejumlah dokter, tenaga kesehatan, dan karyawan medis yang setiap harinya bergelut dengan pasien stroke.Perwakilan komunitas, dr Pujianto, M Kes, menuturkan aksi peduli stroke di Alun-Alun Simpang 7 Kudus pada hari Selasa, 29 Oktober 2019, dilakukan karena prihatin dengan kondisi pasien stroke yang terus meningkat.

Kami dari Komunitas Peduli Anti Stroke turun aksi yang diikuti 220 orang, baik dari karyawan, maupun anggota Komunitas Peduli Stroke," kata Pujianto di lokasi aksi.

Kita prihatin, penderita stroke di Mardi Rahayu jumlah pasien meningkat pesat hingga 44 persen. Dari 160-an orang sekarang jadi 200 orang. Misalnya Juni 148 orang, Agustus 147 orang, dan September 214 orang. Jumlahnya makin hari makin bertambah. Bahkan pasien yang masuk ke RS Mardi Rahayu kondisinya sudah berat," ungkap Pujianto yang juga Direktur RS Mardi Rahayu Kudus.

Karenanya dalam peringatan Hari Stroke Sedunia, pihaknya ingin membangun kesadaran masyarakat mengetahui lebih dini mengenal stroke. Bila menderita stroke, segera dilarikan ke rumah sakit terdekat.


Tentu ke rumah sakit yang mempunyai pelayanan terintegrasi, seperti pelayanan sebelum masuk ke rumah sakit, mulai dari di IGD, pelayanan cepat pasien stroke, serta yang memerlukan CT Scan, juga disediakan alat, sehingga dalam waktu lima menit bisa diketahui jenis strokenya," ujarnya.
Spesialis saraf dr Noviandi Herlambang yang ikut aksi mengatakan, penyakit stroke merupakan penyakit yang tidak bisa dianggap enteng. Terutama bagi para pemuda milenial.

Dulu usia diperhatikan, sekarang sama. Usia muda karena lifestyle. Umur 30-an ada, umur 25 ada, jadi betul life style amat berperan bisa kena stroke juga," kata Noviandi.

Pola hidup sehari-hari, makanan cepat saji juga berdampak, olah fisik tidak sempat sehingga berakibat obesitas," pungkasnya.

Comments

Popular Posts